Hate To Miss Rain


Assalamu’alaikum Rain.
Bagaimana kabarmu hari ini? Kuharap kamu selalu baik seperti biasa. Apakah kamu masih suka makan kalau ingat saja? Apakah kamu masih jarang mandi? Apakah shalatmu masih sering lalai? Apakah kamu tidak lupa berdo’a setelah shalat? Apakah aku yang ada di dalam do’amu?
Aku... sampai sekarang masih belum mengerti. Tentang perasaanmu ataupun perasaanku. Aku mungkin jatuh cinta padamu. Kamu mungkin juga jatuh cinta padaku. Atau aku mungkin tidak jatuh cinta padamu dan kamu mungkin tidak juga jatuh cinta kepadaku. Entahlah, aku sendiri masih belum mengerti apa itu cinta.
Hanya saja... apakah aku butuh penjelasan darimu atau tidak? Sempat aku bertanya pada temanku maupun temanmu. Apakah yang kamu lakukan dulu itu adalah hal yang benar atau salah? Aku pun terjebak dalam pertanyaan ini.
Kamu... tahu semua hal yang ku suka maupun tidak suka. Tapi aku, selama kita bersama, tak banyak hal yang kuketahui tentang dirimu. Mungkin memang benar, aku tidak pernah peka terhadapmu. Maafkan aku jika hal itu terasa biasa saja bagimu.
Kamu... pernah menyanggah pernyataanku tentang ‘Siapapun laki-laki yang dekat denganku PASTI meninggalkanku’. Lalu kamu berkata ‘Tidak semua laki-laki seperti itu’. Ya, aku setuju dengan pendapatmu. ‘Tidak semua’ itu sama saja dengan ‘siapapun yang dekat denganku’, bukan? Tapi, tahukah kamu? Bahwa kini, kamu juga melakukannya seperti ‘siapapun’ itu kepadaku. Aku terluka, Rain.
Namun... dari beberapa hal menyakitkan yang kamu lakukan, aku selalu bernostalgia dengan hal-hal menyenangkan yang pernah kita lakukan. Terima kasih karena meluangkan waktumu, untukku.
Hah... aku bingung harus menulis apa lagi. Hahaha. Mungkin ini akibat dari rasa rindu yang sedang menjalari tubuhku.
Benar, aku merindukanmu.
Rindu matamu. Rindu hidungmu. Rindu bibirmu. Rindu wajahmu. Rindu senyummu. Rindu tawamu. Rindu suaramu. Aku rindu genggaman tangan dinginmu yang akan hangat bila menggenggam tanganku. Aku rindu saat-saat dimana kamu ucapkan “GOOD NIGHT STAR”.

Senin, 30 Januari 2017
Pagi menjelang keberangkatan,

Suci Okta Eriza.

Komentar